hai readers *ciaah, kaya ada yang baca* tottettt* emm, in this time, i wanna post a short story who
“Serapuh
kelopak sang mawar , di sapa badai berselimutkan gontai
Saaat
aku menahan sendiri, diterpa dan luka oleh senja . . . . .”
Lagu Sheila On 7 berjudul Hingga Ujung Waktu itu mealantun
merdu , menemani seorang gadis yang sedang duduk di dekat jendela dengaan
menatap hujan di luar. Gadis berperawakan kecil, dengan jilbab hijau
sindentoscanya itu tampak sedang melamunkaan suatu hal.
“Ran . . . . .” , sapa Dita , membuat gadis bernama Rani
Tersebut tersadar dari lamunannya.
“Eh, iya Dit “ , Rani hanya tersenyum .
“Kenapa lagi, mikirin cinta SMA lo itu ya? “ tebak Dita
Rani yang ditanya oleh Dita hanya tersenyum kecut mendengar
sangkaan sahabatnya itu.
“udah, gausah dipikirin kalo jodoh ketemulagi kok “ , hibur
Dita dengan bijak .
“haha, apaan si . siapa juga yang lagi mikirin dia “ , elak
Rani .
“alah, elo mah .. yaudah , kalo gam au ngaku mending kita
cari makan aja yuk . gue laper “
“emm . . . .”
“ gue traktir ! “ , Dita
langsung menarik tangan Rani .
Maharani Aprilia.
Itulah nama lengkap Rani, gadis yang
masih tercatat sebagai mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi di Semarang
Fakultas Ilmu Pendidikan. Sudah sekitar 2 tahun ini ia menjadi perantau di
ibukota provinsi Jawa tengah ini demi menggapai impiannya menjadi seeorang guru. Dan sudah 2 tahun juga ia mengenal Dita,
mahasiswi asal Jakarta yang juga teman satu kos sekaligus teman curhatnya
selama di Semarang. Dita selalu setia tiap kali Rani berkeluh kesah padanya,
tak terkecuali tentang asmaranya. Maka dari itu, Dita paham betul tentang
kebiasaan Rani dikala hujan. Melamun.
‘Lo tau Dit, selama ini gue ga
pacaran gara – gara seorang cowok. Cowok masa SMA yang susah payah gue lupain,
tapi sulit.’ Kata – kata itu yang pernah Rani lontarkan saat Dita menanyakan
perihal Rani yang selalu enggan untuk pacaran. Mungkin kalo bahasa remajanya,
Rani itu salah satu cewek yang gagal move on. Emm, mungkin.
“Dit, pinjem modem lo dong “ , pinta Rani dengan memaasang tampang memelas.
“Lo ambil aja di tas gue noh “ , perintah Rani sambil
menunjuk tas ransel hitam yang digantung di belakang pintu.
“Makasih Ditaaaa. Mwaaah “ , Rani memeluk Dita dengan
gemasnya.
“Astagaaa “ , Dita hanya bisa menggeleng – gelengkan kepalanya melihat
tingkah sahabatnya itu.
Rani mulai sibuk dengan laptop dihadapannya. Mencari bahan –
bahan untuk makalahnya, mengejakan tugas
online dan Nampak sesekali ia membuka jejaring sosialnya.
‘Rizki
Rahardian’ nama
itu tiba – tiba muncul di inbox sosmed-nya.
DEG……
“Hai Maharani Apriliyan J “ username Rizki Rahardian itu menge-chatnya.
‘Ya Tuhan , ini mimpi atau kenyataan ? ‘ , mungkin itulah
yang sedang berkecamuk dalam hati Rani. Kentara sekali denga raut wajahnya yang
merah merona .
“Hai J “ Rani
membalasnya dengan singkat.
“Apakabar Rani ? “
“ alkhamdulillah baik, kamu? “
“baik juga kok . kangen ga dengan rizki yang gagah ini? “
“………………………………” dan jadilah malam itu, 2 orang anak manusia
tersebut saling ber-chit-chat ria . Memulai kisah baru setelah 2 tahun tak
berkomunikasi.
Rizki Rahardian, cowok gagah dengan tubuh tinggi menjulang
itulah yang telah membawa setengah hati Rani. Cowok itulah yang telah mengisi cinta masa SMA-nya. Dan cowok dengan
nama Rizki Rahardian itulah yang selalu jadi bahan lamunan Rani di kala hujan
datang .
Rani memang menaruh seberkas perasaan dengan Rizki, dan itu
bukan sehari 2 hari yang lalu. Tapi sudah sejak ia duduk di bangku kelas X SMA
semester 1. Sudah sekitar 4 tahun ia
memendan perasaanya itu.
“Riz,
selamat ya kamu lulus. Aku juga mau minta maaf , mungkin kalo 3 tahun ini ada
banyak kesalahan yang aku lakuin ke kamu. Maaf yaa . .” ucap Rani saat perpisahan kelass X11 , 2 tahun lalu.
“alah,
biasa aja kali Ran. Aku juga minta maaf ya . “ jawab Rizki dengan santainya
sambil mengumbar senyum kebanggaannya.
“
dan satu lagi, ini buat kamu. Tapi di buka di rumah aja ya “ , Rani memberikan sebuah
amplop.
“apa
ini, Ran ? “ Tanya Rizki terheran – heran .
“udah,
buka aja nanti. Yaudah ya, aku mau pamit dulu. Dadah, Rizki Rahardian “ Rani
pergi dengan senyuman khasnya.
Betapa
leganya hati Rani ketika itu karena akhirnya ia bias memberikan surat yang
berisikan isi hatinya selama ini. Namun, dihari itu pula adalah hari terakhir
Rani bertemu Rizki sebelum ia berangkat ke Semarang untuk melanjutkan
study-nya.
“Melihat tawamu, mendengar senandungmu . . Terlihat jelas di
mataku, warna – warna indahmu . .
Menatap langkahmu, mearatapi kisah hidupmu . . . Terlihat
jelas bahwa hatimu, ANUGERAH TERINDAH YANG AKAN KUMILIKI . . . . . . .”
Rani mengakhiri lamunannya tentang seonggok kisah 2 tahun
lalu saat lulusan kelas XII, dengan
menyanyikan sebuah lagu S07, band yang akhir – akhir ini mencuri perhatiannya
karna lagu – lagunya yang khas .
Dan ia yakin akan kata – kata yang selalu diucapkan Dita
sekaligussalah satu judul lagu milik
Afgan , yakni “Jodoh Pasti Bertemu”
‘Insya Alloh ‘ , ucap Rani dalam hati.
*************************************************** S E K I
A N ***************************************************
-
Chusnul Khotimah, 21 November 2013 @16.47
WIB -
0 komentar:
Posting Komentar